Selasa, 15 September 2020

KULIAH UMUM PEMBATIK LEVEL 4 HARI KE DUA

        

Selasa, 15 September 2020 dilaksanakan kembali webinar kuliah umum bagi peserta PembaTIK level 4 tahun 2020. Pada hari ini peserta calon duta Rumah Belajar mengikuti 3 sesi kuliah umum yang dilaksanakan mulai pukul 09.00 - 14.30 WIB. Setiap sesi diisi oleh pemateri yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, materi yang diberikan sangat menarik perhatian para peserta calon Duta Rumah Belajar hingga akhir acara. Hadiah doorprize diberikan kepada peserta dengan pertanyan terpilih di setiap sesi tanya jawab. Hal ini tentunya memotivasi para peserta calon Duta Rumah Belajar untuk bertanya di setiap kesempatan sesi tanya jawab. Peserta juga wajib mengisi absensi kehadiran kuliah umum di setiap sesi, sebagai bentuk keaktifan peserta calon Duta Rumah Belajar dalam mengikuti proses kegiatan PembaTIK level 4 ini.

        Di sesi pertama dengan tema "Kiat Sukses bagi Para Pendidik untuk Berkomunikasi dengan Publik, dengan narasumber pakar Bapak Charles Bonar Sirait, S.E, MM. Beliau merupakan founder CBS School of Communications dan penulis buku best seller. Salah satu buku yang telah diterbitkan oleh beliau mengupas tentang kemampuan tenaga kependidikan dalam hal public speaking. Menurut beliau, yang perlu diketahui oleh seorang pendidik mengenai public speaking adalah pola komunikasi sederhana, impacfull communication, persuasive communication dan personal branding. Pola komunikasi sederhana dapat terjadi dengan adanya 3 faktor, yaitu pengirim pesan, pesan dan penerima pesan. Impacfull communication lebih mengarah kepada kekuatan untuk mengubah perasaan audience (mempengaruhi dan menarik perhatian), guru memiliki pengaruh besar di dalam kelas sehingga guru merupakan leader di dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Sementara personal branding adalah seberapa populernya guru di kalangan peserta didiknya, tingkat kepopuleran guru dapat berpengaruh juga terhadap impacfull communication. 

 
salah satu buku yang diterbitkan tentang tenaga kependidikan

        Di akhir kegiatan sesi pertama, Bapak Charles juga memberikan closing statementnya bahwa semangat yang ada dalam diri pendidik dan profesi yang telah dipilih adalah semata-mata untuk mencerdaskan orang lain, karena ditangan para gurulah terdapat kecerdasan orang lain.

    Tidak kalah serunya di sesi kedua ini, Kak Butet Manurung, MAAPD merupakan aktivis pendidikan dan pendiri Sekolah Rimba, memberikana paparan materi tentang "Motivasi Guru Dalam Mendidik: Belajar dalam Mengajar". Kisah yang beliau bagikan sangat mengispirasi para guru calon Duta Rumah belajar baik yang mengajar di daerah perkotaan maupun 3T.



salah satu potret yang dibagikan saat berada di Rimba bersama murid

    Kisah beliau menjadi cambuk bagi pendidik agar lebih peka terhadap kebutuhan siswa saat ini, bukannya memaksakan ketercapaian kurikulum yang ada kepada para peserta didik, karena menurut beliau apa yang diajarkan kepada anak saat itulah yang akan digunakan untuk bertahan hidup hari itu juga. Dengan memelihara hari ini artinya akan memelihara masa depan mereka. Peserta didik bukan objek pembelajaran, namun masalah di lingkungan sekitar yang seharusnya dijadikan objek pembelajaran sebenarnya, sehingga akan tercapai kebermanfaatan dari tujuan pembelajaran hari ini.


Sesi ketiga yaitu pemaparan materi "Kebijakan Pendidikan terkait Guru dan Tenaga Kependidikan" oleh Bapak Dr. Iwan Syahril, Ph.D, selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.


       Menurut beliau seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak kosong, artinya anak lahir dengan membawa karakter kepribadian masing-masing. Pendidik memiliki tugas untuk memunculkan karakter baik dari seorang anak, dan menyamarkan karakter tidak baiknya melalui pendidikan. Kualitas pendidik memiliki pengaruh besar terhadap karakter peserta didik yang terbentuk di masa mendatang. Pendidik dalam pandangan merdeka belajar mampu memandang anak dengan rasa hormat dengan arti pendidik tidak dapat memaksakan kehendaknya untuk mengubah jati diri siswa, pendidik hanya sebatas mendampingi tumbuh kembangnya selama belajar. Yang kedua, pendidik mendidik dengan cara yang holistik dimana antara pikiran, rasa, dan kemauan pendidik dapat menyatu dan melahirkan suatu kebijaksanaan pendidikan tersendiri bagi pendidik. Sehingga antara pendidik satu dengan lainnya tidak dapat disamakan. ketiga, pendidik mendidik secara kontekstual, artinya sesuai dengan perkembangan zaman, memahami perbedaan karakter kewilayahan. Diharapkan nantinya akan terbentuk pelajar pancasila yaitu 
pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila (berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kebhinekaan global, gotong royong dan kreatif)
    


Merdeka Belajarnya, Rumah Belajar Portalnya, Maju Indonesia...💪💪💪